Sejarah Pembentukan Bumi
Banyak ilmuwan yang percaya bahwa Bumi terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya Tata Surya. Umur Bumi diperkirakan sekitar 4,5 Milyar
tahun, batu tertua yang pernah ditemukan berusia 4,3 milyard tahun.
Sistim Tata surya kita berasal
dari spiral awan nebula (awan gas dan debu batuan dan metalik) yang
sangat besar. Matahari terbentuk dari bagian tengah awan nebula. Pada
saat awan ini berputar mengelilingi Matahari, awan ini secara
perlahan menjadi rata. Beberapa bagian dari awan ini berputar seperti
pusaran arus.
Gas dan debu yang berada di
sekitar pusaran ini ikut bergabung. Kumpulan dari gas dan debu ini
semakin tumbuh besar dengan menarik berbagai partikel-partikel yang
berada di dekatnya. Secara lambat laun kumpulan berbagai partikel yang
berputar ini membentuk planet-planet yang mengelilingi Matahari.
Salah satu teori menyebutkan
bahwa Bumi pada awalnya berupa gas kemudian berubah menjadi cairan dan
akhirnya menjadi lebih dingin sehingga kerak Bumi ( kulit luar )
menjadi padat mengeras. Banyak ilmuwan yang mendukung teori bahwa awan
Nebula yang membentuk Tata Surya kita berasal dari ledakan sebuah
bintang.
Bumi yang terbentuk berupa materi
padat tanpa air dan dikelilingi awan gas. Radiasi berbagai material
dan meningkatnya tekanan di dalam Bumi secara bertahap menghasilkan
panas yang sanggup mencairkan bagian dalam Bumi. Berbagai material
berat seperti besi menjadi tenggelam, sedangkan material ringan
seperti Silika ( batuan yang terdiri dari silikon dan oksigen ) muncul
ke permukaan Bumi dan membentuk lapisan keras kulit Bumi yang
pertama.
Panasnya perut Bumi juga
menyebabkan zat-zat kimia di dalam Bumi muncul ke permukaan. Beberapa
zat kimia membentuk air, dan ada juga yang menjadi gas-gas yang
membentuk atmosfere. Selama lebih dari jutaan tahun secara
perlahan-lahan air terkumpul di tempat-tempat yang rendah dan
membentuk lautan. Daratan berkembang di Bumi, air hujan dan sungai
melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan dan membawanya ke
lautan, sehingga membuat lautan menjadi asin.
Atmosfere awal Bumi mungkin
terdiri dari hidrogen, helium, metan, dan amonia sama seperti
atmosfere Jupiter saat ini. Barangkali sebagian besar terdiri dari
karbon dioksida seperti atmosfer Venus saat ini.
Selama sekitar satu milyar tahun
yang pertama Bumi tak mengandung kehidupan. Kemudian gabungan kimia
yang terjadi secara kebetulan di atmosfer dan memperoleh energinya
dari sumber-sumber seperti petir, menghasilkan asam amino dan asam
nukleat, yakni bahan pembangun molekul semua mahluk hidup.
Bumi pada awalnya mengandung
sedikit sekali oksigen. Oksigen di Bumi terutama berasal dari
tanaman-tanaman yang menggunakan karbon dioksida untuk berfotosintesis
dan menghasilkan oksigen. Dengan semakin banyaknya tanaman yang
terbentuk di Bumi maka jumlah oksigen menjadi semakin banyak.
Pada awalnya hanya terbentuk satu
benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera
Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah
menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian
terbelah membentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan,
dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan
Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera
baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk
membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.
Bumi terdiri dari beberapa
lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere dan terdiri dari 30
lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras dan
mantel bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan
batu yang sangat panas di dalam lapisan mantel yang disebut
asthenosphere. Pada saat lapisan-lapisan ini bergerak mereka juga
membawa benua-benua dan lantai dasar samudera bergerak bersamanya.
Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak
dengan tiga cara; pertama saling menjauh, kedua saling mendekat dan
ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi bergerak saling menjauh di
suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling mendekat di tempat
yang lain.
Bila
dua buah Lapisan saling bertubrukan maka salah satu lapisan akan
terangkat dan membentuk pegunungan. Pegunungan Himalaya dengan puncak
Gunung Everestnya mulai terbentuk 60 juta tahun yang lalu, ketika
lapisan Bumi yang mengangkut India bertabrakan dengan lapisan Bumi
yang mengangkut Eurasia.
Ketika
bertabrakan salah satu lapisan mungkin tertekan ke bawah ke dalam
mantel di bawah lapisan yang lain, membentuk sebuah jurang yang sangat
dalam di dasar samudera. Panas di dalam perut Bumi mencairkan
material-material dan mencari jalan keluar ke permukaan Bumi membentuk
Gunung Berapi.
Kira-kira 250 juta tahun yang
lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan
yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun
yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua benua besar
yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa,
sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari
Amenka Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut
dan bertubrukan dengan bagian lain.
Interpretasi yang terbaru
didasar kan pada distribusi berbagai pecahan yang disebut "terranes",
yang memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk menentukan letak
Jawa dan Bali dengan tepat pada peta Pangea hampir mustahil. Pertama,
karena penanggalan terhadap batuan sangat sedikit. Kedua karena mungkin
bentuk jawa tidak ada sebelum Kala Miosen, dan Bali barangkali baru
muncul di atas permukaan laut kira-kira tiga juta tahun yang lalu.
Kira-kira 250 km ke arah
selatan jawa dan Bali adalah Palung jawa yang sangat dalam. Di bagian
selatan palung ini merupakan bagian dan suatu dangkalan yang dikenal
sebagai Dangkalan Indo-Australia, yang terbentuk di bagian dalam
samudera di sebelah selatan India dan Australia, dan membentuk pecahan
antara Antartika dan Australia.
Pergerakan dangkalan ini ke
arah utara terus berlangsung sampai sekarang dengan laju 6 cm/tahun.
Pergerakan ini mendesak Dangkalan Sunda dimana Asia Tenggara berada, dan
selama berjuta-juta tahun daya yang dihasilkan oleh gerakan ini melipat
lapisan-lapisan sedimen tua membentuk deretan pegunungan.
Dangkalan Indo-Australia
masuk ke bawah Dangkalan Sunda di sepanjang Palung Jawa, dan selip
mendadak yang kadang-kadang terjadi akibat gesekan antara dua dangkalan
ini menimbulkan gempa bumi, sedangkan panas yang dihasilkan dari gesekan
dua dangkalan ini membentuk kantung-kantung batuan yang mencair di
bawah tekanan tinggi. Kantung-kantung ini dapat bocor ke permukaan dan
membentuk gunung berapi.
Walaupun batuan vulkanik
cukup dominan, daerah sedimentasi juga cukup luas. Luas utama bagian
utara dan selatan sedimen moderen yang berasal dari erosi gunung-gunung
baru mengendap di atas sedimen tua yang terangkat ke atas karena gerakan
yang dahsyat di bawah batuan yang meleleh.
Namun tidak semua batuan
sedimen merupakan hasil erosi, karena terdapat daerah batu kapur yang
berasal dari suatu masa ketika organisme pembentuk terumbu karang tumbuh
subur yang kemudian terangkat ke atas. Misalnya daerah perbukitan kapur
di Padalarang Bandung.
Seluruh dataran aluvial di
bagian utara Jawa sudah terbentuk dalam waktu 8.000 tahun terakhir,
yaitu ketika permukaan laut turun 5-6 m. Dataran ini terbentuk, sebagian
karena kipas-kipas aluvial dari limpahan gunung berapi dan sebagian
karena dataran pasca-Pliosen yang terangkat ke atas. Proses-proses ini
terus berlang- sung sampai sekarang.
Bumi
adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa
lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan,
danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti
apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu,
proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak
jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan
analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah
memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut
(nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere
de Laplace
(1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori
ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis,
yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali,
pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas
dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas
di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian
massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi
dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang
tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada
yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah
bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi
matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan
menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang
terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada
akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A
Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar.
Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih
kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James
Jeans dan Harold Jeffreys
pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada
tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya
sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah
bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka
akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi
perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang
besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet
itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif
lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung,
planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk
elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan
mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan
matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari
planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang
berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari
dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan
bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.
5. Teori Big Bang
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian
kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat,
membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi
dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata
surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk
planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli
seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George
Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari
dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental
ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya
terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian
besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan
helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih
berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur –
unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi
membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper
mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan
cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya,
beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.
Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas,
sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan
malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu
kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang
berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal
menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan
yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai
sekarang adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan
walaupun terkadang masih terdapat beberapa perbedaan.
Source :
- http://artikelindonesia.com/
- http://id.wikipedia.org/wiki/
Sumber: http://freelander09.wordpress.com/2010/09/07/sejarah-pembentukan-bumi/
A. Proses Terjadinya Bumi
B. Pangea dan Gondwana
C. Karakteristik Pelapisan Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan
planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun.
Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU
(ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan
medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi
dari angin matahari,sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa.
Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700
kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer,
Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer,
berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar
ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 C hingga 55 C
bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat
59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi.
Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan
sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756
kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran
gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi
mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi
air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,
karbondioksida, dan gas lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam
bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan
suhu 4.500 C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal
2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800
kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh
kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di
dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa
bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori
Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di
permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik
terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman
10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637
meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299
km2.
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut :
Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi
yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua.
Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama
adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan
inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium
dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan suhu pada
mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C
Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2
(dua), yaitu:
Inti bumi bagian luar merupakan salah
satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi
bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km.
Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900
°C
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian
bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi
mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari
besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C.
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat
dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet
berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti
berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian
teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar
dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan
bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas
antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap
tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif
lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan
astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa
lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai lapisan
terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun
1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep
yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di
atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat
(yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir
secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan
oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli
geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer
berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960,
konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer yaitu :
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di
dasar samdura Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua.
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua
memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan
mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
2. Astenosfer
Astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng tektonik, yang menjadi
tempat bergeraknya lempeng benua.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di
mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga
ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di sini akan
mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa
dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi
biasanya terbakar di lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50 km dan
80-85 km dari permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga
200 K (18oC hingga − 73oC). Antara lapisan Mesosfer dengan lapisan
atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Sumber: http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/16/320/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar